Nihil… Lebaran rasanya udah ga sama lagi dengan jaman saya waktu kecil. Dulu, kesan silaturahminya kentel banget. Begitu sholat Ied kelar, kita semua berebutan mau salaman sama khatib dan imamnya. Sampai di rumah kita semua menyerbu ketupat buatan ibu kita. Baru sesuap makan eh tau-tau udah kedengeran teriakan “Assalamu’allaikum” dari pintu depan. Ibu saya pun langsung menyambut mereka sambil menggenggam banyak uang receh di tangan kirinya. Uang itu emang udah disiapin beberapa hari sebelomnya untuk dibagikan pada anak-anak kampung tempat saya tinggal, Bendungan Hilir.
Dan rasanya ga afdhol kalo kita ga salaman dan minta maap pada semua orang yang pernah kita buat dosa. Setelah menyalami semua tetangga, kita berkelana ke seluruh pelosok Jakarta untuk meminta maap pada kerabat-kerabat yang ga sempat dateng ke rumah kami. Ayah ibu saya adalah generasi tertua, jadi umumnya sanak saudaralah yang datang ke rumah kita. Akan tetapi banyak juga saudara2 yang secara family tree lebih yunior dari Ayah tapi umurnya udah tua dan sakit-sakitan. Itu sebabnya Ayah menganjurkan anak-anaknya untuk menyempatkan diri menyambangi mereka.
Perjalanan itu cukup memakan waktu. Dari selesai sholat lohor kami baru sampe di rumah lagi hampir tengah malam. Capek sih. Capek banget malah tapi suasananya enak banget. Rasa persaudaraannya begitu terasa. Belom lagi kita diharuskan makan di semua rumah yang kita kunjungi. Jadi bisa dibayangkan bagaimana penuhnya perut kami. Mau meledak rasanya. Abis gimana lagi? Mau ditolak tapi kok hidangannya begitu mengundang selera. Dan yang paling penting adalah; Kantong kami penuh dengan uang. Walaupun ga bermaksud nanggok, semua kerabat mendesak kami menerima uang dari mereka. Seandainya pun kita pura2 menolak, mereka terus memaksa sambil menyelipkan uang itu di saku kita….Alhamdulillah banget kan?
Saya sangat merindukan masa-masa itu. Tapi rasanya rindu tinggal rindu. Ga ada harapan masa seperti itu kembali lagi. Kesakralan silaturahmi rasanya udah kehilangan pamornya. Sekarang ini, silaturahmi telah diambil alih oleh teknologi. Ucapan ‘maap lahir batin’ sudah jarang disampaikan oleh bibir kita. Ucapan sakral yang sebenernya mampu menghapus dosa itu kini diperankan oleh jempol tangan kita. Baris demi baris kalimat dibuat lalu terkirim melalui layar SMS. Dan sedihnya lagi, kita semua merasa sudah terwakili oleh kiriman SMS tersebut. Sehingga tak terpikirkan lagi oleh kita untuk mengunjungi teman atau saudara-saudara.
Siapakah yang menarik keuntungan dari fenomena ini? Ga perlu didiskusikan. Udah jelas yang paling banyak untung adalah provider telepon genggam. Erik Meijer (saat itu dia masih bekerja di Telkomsel) pernah mengatakan bahwa saat lebaran atau tahun baru, terdapat kiriman SMS lewat Telkomsel sebanyak lebih dari 100 juta SMS. Ga nyangka kan? Ada lebih dari 100 juta SMS dalam 1 hari. Coba kita itung. Kalo 1 SMS harganya Rp 250 aja. Coba kalikan dengan 100 juta. Berapa jumlahnya? Ga usah diitung deh. Daripada kita jadi sirik, iri dan dengki.
Saya sering bertanya-tanya dalam hati. Apakah benar silaturahmi bisa digantikan oleh SMS? Rasanya kok engga ya? Masa sih beberapa kalimat dalam layar handphone bisa menggantikan silaturahmi tatap muka, ngobrol, merokok dan makan minum bersama? Beda jauh ah. Apalagi kalimat-kalimat yang terkirim lewat SMS seringkali bukan sekedar ucapan ‘maap lahir batin.’ Isi SMS sudah diembel-embeli dengan kalimat-kalimat lawakan, tekateki atau pantun. Pokoknya isi SMS tersebut bobotnya lebih kepada becanda daripada minta maap.
Saya ga nyalahin teknologi sih. Dari dulu saya udah menyadari bahwa teknologi mempunyai konsekuensi besar terhadap hubungan antar manusia. Suka ga suka teknologi akan membuat jarak semakin luas terbentang dan memperjarang pertemuan dua mahluk sosial secara fisik. Kita semua harus menerima kenyataan itu. Ga ada gunanya menyesali diri, semua itu memang ga akan bisa terelakkan.
Saya masih memandangi dan membaca-baca lagi isi SMS dalam HP saya. Ada lebih dari 100 SMS lebaran yang saya terima. Tanpa disadari saya tidak lagi menilai SMS itu dari sudut agama atau silaturahmi. Entah karena saya orang dari departemen kreatif atau emang gara-gara SMS itu sendiri, saya jadinya menilai isi SMS dari sudut pandang orang kreatif. Kebanyakan isinya samalah dengan SMS2 yang orang lain terima. Tapi ada juga beberapa yang bunyinya unik. Ada yang lucu, ada yang agamis dan banyak juga yang menyertakan gambar mesjid atau tulisan dari huruf arab. Berikut adalah beberapa sms yang saya maksud.
Yang paling ga kreatif isinya standar banget :
Selamat Idul Fitri, 1 Syawal 1430 H. Mohon maaf lahir dan Batin. Rosihan dan kel.
Ada yang gayanya berasa lebih tulus :
Maap lahir batin. Semoga Tuhan makin sayang sama kita.
SMS yang paling banyak saya terima tahun ini :
Kata terindah adalah “MAAF”, prilaku yang bertanggungjawab adalah “MEMINTA MAAF”, perbuatan yang paling mulia adalah “MEMBERI MAAF.” Selamat Idul Fitri. Reena dan kel.
Banyak juga yang pake bahasa daerah. Padahal saya ga ngerti:
Wilujeung boboran syiam. Mundut dihapunten samudaya kalepatan. Ndang Sutisna dan kel.
Ada yang sok pake bahasa Inggris:
Through faith we live our lives, with hope we overcome our anxieties, but only with love can we bridge our hearts together. Please accept my sincere wish of Happy Idul Fitri 1 Syawal 1430 H and maaf lahir Batin. Noni and fam.
Ada juga ucapan yang tiap tahun selalu hadir :
Walau hatiku tak sebening XL dan tak secerah Mentari, banyak khilaf yang bikin FREN kecewa, mohon SIMpatimu untuk bebaskan dari roaming dosa agar puasa kita tidak ESIA-ESIA. Maap lahir dan Batin. Yudi dan keluarga.
Ada SMS yang lumayan jenaka dan saya cukup suka :
Di antara semangka dan papaya, ada aja yang narok pete. Di antara tawa dan ceria, ada juga yang bikin bete. Kalo yang bikin bete itu saya, maap lahir batin yeee. Adhi Djimar.
Ada lagi yang memakai tekateki :
- tuwJ - Nihtab nad rihal faam nohom. Icus idajnem itah nakilabmegnem ayntaas. H0341 irtif ludi tamales. Coba baca sekali lagi dari belakang.
Dari semua SMS yang saya terima, favorit saya adalah yang ini :
Ingin berlebaran dengan tokoh idolamu? Ketik REG spasi MIRA. Kirim ke 1430 H. Anda telah dapat salam ‘Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir & batin” langsung dari HP idolamu MIRA. Tarif premium Rp 3500/SMS. Awas hati-hati penipuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar